BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID
2.1 Definisi
Hipotiroid
adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid.
Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan
kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan,
dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai
konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2.2 Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum.
Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk
hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria dan
kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab
umum hipotiroid pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari
kondisi-kondisi ini.
a.
Hashimoto's
thyroiditis
b.
Lymphocytic
thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c.
Penghancuran
tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d.
Penyakit
pituitari atau hipotalamus
e.
Obat-obatan
f.
Kekurangan
yodium yang berat
2.3 Jenis-jenis Hipotiroid
Lebih
dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang
mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid
disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya
hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan
oleh hipofisis hipotiroid tersier.
a.
Primer
1.
Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase
penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium
2.
Non-goiter : destruksi pembedahan,
kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis,
amiodaron
b.
Sekunder : kegagalan hipotalamus (↓ TRH,
TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)
2.4 Gejala- gejala hipotiroid
Gejala-gejala
hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang
berarti mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan
adalah seringkali dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid
ringan mungkin tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya
menjadi lebih nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari
keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala
umum sebagai berikut:
a. Kelelahan
- Depresi
- Kenaikkan berat badan
- Ketidaktoleranan dingin
- Ngantuk yang berlebihan
- Rambut yang kering dan kasar
- Sembelit
- Kulit kering
- Kejang-kejang otot
- Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
- Konsentrasi menurun
- Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
- Kaki-kaki yang bengkak
Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada
bengkak-bengak disekeliling mata, suatu denyut jantung yang melambat, suatu
penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam bentuknya yang amat besar,
hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang
mempunyai hipotiroid yang berat, suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh
penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit)
dan perawatan segera dengan hormon-hormon tiroid yang diberikan melalui
suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan mudah dan
sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid
yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal jantung yang
memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).
2.5 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon
tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis
hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1.
Hipotalamus
membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis
anterior.
2.
Hipofisis
anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH)
yang merangsang kelenjar tiroid.
3.
Kelenjar
tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin
= T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi:
konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein,
karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon
lain.
Hipotiroid
dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah
akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan
balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila
hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan
oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
2.6 Gambaran
Klinis
a.
Kelambanan,
perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b.
Penurunan frekuensi denyut jantung,
pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan curah jantung.
c.
Pembengkakkan dan edema kulit, terutama
di bawah mata dan di pergelangan kaki
d.
Penurunan kecepatan metabolisme,
penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari
saluran cema
e.
Konstipasi
f.
Perubahan-perubahan
dalam fungsi reproduksi
g.
Kulit
kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
2.7 Pemeriksaan
Diagnostik
a.
Untuk
mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH
(Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
b.
Level
TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg
adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).
c.
Tetapi
untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya
mengukur level TSH.
d.
Oleh
itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih
disuspek), sbb:
1. free triiodothyronine (fT3)
2. free levothyroxine (fT4)
3. total T3
4. total T4
5. 24 hour urine free T3
2.8 Penatalaksanaan
Medis dan Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang
ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk
hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan
penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak
diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma
miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme
diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan
sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan
T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar
tiroid hewan).
Pengobatan pada
penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis
yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya
diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya
terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan
selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.
Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka
dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
Contoh Kasus : Seorang
wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit: dua tahun yang
lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada
benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan dada sering
berdebar-debar dan badannya tetap kurus.
Hasil
pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya
exofthalmus, benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH
<0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3 15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk
melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddle aspiration biopsy (FNAB).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi,
oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat
menggali sebanyak mungkin informasi antara lain:
a.
Identitas
pasien :
- Nama : Ny. Mona
-Umur : 28 tahun
-Jenis kelamin : Perempuan
-Pekerjaan : Pegawai swasta
-Berat badan : 40 kg
-Tinggi badan : 160 cm
b.
Keluhan
utama :
-Sesak nafas
-Sulit menelan
-Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher
-Pasien nampak gelisah
- Pasien tidak nafsu makan
-Rasa capek/lelah
-Pasien intoleran terhadap dingin
-Sembelit
c.
Riwayat
kesehatan :
-
Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di
leher depan dan nyeri saat ditekan.
d.
Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
1. Pola makan
-Mengkonsumsi
makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun
2. Pola tidur
-Pasien sering tidur larut malam
3. Pola aktivitas
-Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh
kelelahan
e.
Pemeriksaan
fisik mencakup :
1) Sistem intergument, seperti : kulit
dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku
menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2) Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi,
pleural efusi, dispenia
3) Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi,
disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi.
4) Metabolik, seperti : penurunan
metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.
5) Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri
otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
6) Sistem neurologi, seperti : fungsi
intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori,
perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.
7) Gastrointestinal, seperti : anoreksia,
peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8) Psikologis dan emosional ; apatis,
igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri, dan bahkan
maniak.
f.
Pemeriksaan
Penunjang :
1) Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada
pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl.
2) Pemeriksaan TSH (pada klien dengan
hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun
atau normal) : Kadar TSH pada pasien
tersebut yaitu <0,005µIU/ml,
g.
Pemeriksaan
USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang
ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul h.
h.
Analisis
Data :
1) Gangguan persepsi sensorik (penglihatan)
berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati
-Data yang
didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan
refleks tendom.
2) Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan
volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipotensi.
-
Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan hipotensi.
3) Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan
kebutuhan metabolisme, dan napsu makan yang menurun.
-Data
yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin,
pucat, kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.
4) Pola nafas tidak efektif berdasarkan
penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi
paru yang menurun, dispnea.
-
Data yang didapat : hipoventilasi,
dispenia, efusi pleural
3.2
Diagnosa Keperawatan
a.
Gangguan
persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik
sebagai akibat oftalmopati.
b.
Penurunan
curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
dan hipoventilasi.
c.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan
metabolisme: napsu makan menurun.
d.
Intoleran
aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
e.
Perubahan
suhu tubuh.
f.
Konstipasi
berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
g.
Pola
napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
h.
Perubahan
pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.
3.3
Intervensi
Dx
1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls
sensorik sebagai akibat oftalmopati.
Tujuan
: agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak
terjadi trauma/cedera pada mata.
Intervensi
:
1. Anjurkan pada pasian bila tidur dengan
posisi elevasi kepala.
2. Basahi mata dengan borwater steril.
3. Jika ada photophobia, anjurkan
pasien menggunakan kacamata rayben
4. Jika pasien tidak dapat menutup mata
rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi.
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai
program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter memberikan obat-obat
untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
Dx
2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat
bradikardi, hipoventilasi.
Tujuan
: agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah,
dan irama jantung dalam batas normal.
Intervensi
:
1. Pantau tekanan darah, denyut dan
irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan
hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan
perubahan status mental.
2. Anjurkan pasien untuk memberitahu
perawat segera bila pasien mengalami nyeri dada, karena pada pasien dengan
hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan
untuk mengurangi gejalah-gejalah.
Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga
cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang harus diwaspadai bila terjadi
hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan.
Dx
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan
kebutuhan metabolisme dan napsu makan menurun.
Tujuan
: agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan
bertambah,tekstur kulit baik.
Intervensi
:
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis
-jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan
mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat
pecahar dan enema bila diperlukan
Dx
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses
kognitif.
Tujuan
: agar pasien dapat beristirahat.
Intervensi
:
1. Atur interval waktu antar aktivitas
untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir.
2. Bantu aktivitas
perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
3. Berikan
stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.
4. Pantau respon pasien
terhadap peningkatan aktivitas.
Dx
5. Penurunan Suhu Tubuh.
Tujuan
: Pemeliharaan suhu tubuh normal.
Intervensi
:
1. Berikan
tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.
2. Hindari dan cegah penggunaan sumber
panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat).
3. Pantau suhu
tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.
4. Lindungi terhadap hawa dingin dan
hembusan angin.
Dx
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.
Tujuan
: Pemulihan fungsi usus yang normal.
Intervensi
:
1. Dorong peningkatan asupan cairan.
2. Berikan makanan
yang kaya akan serat.
3. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis
-jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong pasien
untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi :
untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.
Dx
7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
Tujuan
: Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal.
Intervensi
:
1.
Pantau frekuensi; kedalaman, pola
pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial.
2.
Dorong
pasien untuk napas dalam dan batuk.
3.
Berikan
obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.
4.
Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan
pengisapan dan dukungan ventilasi jika diperlukan.
Dx
8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan
perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.
Tujuan
: Perbaikan proses berpikir
Intervensi
:
1.
Orientasikan pasien terhadap waktu,
tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
2.
Berikan stimulasi lewat percakapan dan
aktifitas
3.
Jelaskan kepada pasien dan keluarga
bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses
penyakit .
3.4
Pertanyaan
1. Jenis makanan apa yang dapat
menyebabkan (yang dihindari) hipotiroid ?
Jawaban
: Makanan yang dapat menyebabkan hipotiroid yaitu makanan yang berjenis
goitrogen, hal ini dapat mengganggu fungsi kerja tiroid dan dapat memicu
terjadinya pembesaran kelenjar tiroid (gondok). Tidak semua jenis makanan
goitrogen yang harus dihindari penderita hipotiroid, namun ada dua jenis
makanan goitrogen, antara lain : a) Kacang kedelai, karena kacang kedelai
mengandung kadar isoflavon yang tinggi.
b) Glutein, ditemukan dalam biji-bijian, seperti gandum, barley, rye,
dan oat. Selain itu juga makanan yang mengandung goitrogen yaitu brokoli,
kembang kol, dan kubis brussel.
2. Jelaskan proses penurunan
gastrointestinal pada hipotiroid ?
Jawaban : Gondok adalah pembesaran
kelenjar tiroid. Pada defisiensiyodiurn terjadi gondok karena
sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan
dan hipertrofik dalarn usaha untuk
menyerap sernua yodium yang
tersisa dalam darah. Kadar HT yang
rendah akan disertai kadar TSH
dan TRH yang tinggi karena minimnya
umpan balik. Kekurangan
yodium jangka panjang dalam makanan,
menyebabkan pembesaran
kelenjar tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme goitrosa). Karena
sebab-sebab yang telah dijelaskan
maka akan terjadi gangguan
metabolisme. Dengan adanya gangguan
metabolisme ini,
menyebabkan produksi ADP dan ATP
akan menurun sehingga
menyebabkan kelelahan serta terjadinya
penurunan fungsi pernapasan
yang berujung pada depresi ventilasi
dan timbul dispenia, kemudian
pada tahap lebih lanjut kurangnya
jumlah ATP dan ADP dalam tubuh
juga berdampak pada sistem sirkulasi
tubuh terutama jantung karena
suplai oksigen ke jantung ikut
berkurang dan terjadilah bradikardi,
disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada
sistem sirkulasi juga dapat
menyebabkan gangguan pada sistem
neurologis yaitu berupa terjadinya
gangguan kesadaran karena suplai
oksigen yang menurun ke otak.
Selain itu gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan
pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan
menurunnya fungsi peristaltik usus
sehingga menimbulkan konstipasi
(susah BAB). Metabolisme yang
terganggu juga berdampak pada
turunnya suhu tubuh karena produksi
kalor yang menurun sehingga
terjadi intoleransi suhu dingin.
3. Sebutan lain dari penyakit
hipotiroid ?
Jawaban:
Penyakit hiptiroid disebut juga dengan penyakit Hashimoto’s thyroiditis (radang tiroid/gondok), dimana system
imun/antibody penderita hipotiroid akan menyerang dan memusnahkan sendiri
tiroid tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar
TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab lain yaitu karena
pengobatan terhadap hipertiroid, akibat hormon tiroid yang terlalu tinggi atau
obat-obatan lain.
4. Pemberian obat yang dianjurkan dan
dihindari oleh penderita hipotiroid ?
Jawaban
: Dari berbagai macam jenis obat, salah satu dari dua obat-obatan yang tersedia dipasaran dan
di anjurkan yaitu: Obat-obatan obat-obatan yang yang mengandung hormon tiroid
atau dapat merangsang produksi hormon tiroid, seperti ; obat Levothyroxine yang
mana dipasaran sedia dengan nama Euthyrox Merck. Selain itu, ada juga obat
Tefor. Pemberian antara obat-obat tersebut selisih minimal 4 jam. Dalam
pemberian obat hipotiroid ini harus perut dalam kedaaan kosong. Sedangkan
obat-obatan yang harus dihindari yaitu obat-obatan yang mengandung zat besi
atau antasid, hal ini karena dapat mengganggu penyerapan. Obat-obatan tersebut
antara lain : Mehimazole (Tapazole), Propylthiouracil (PTU). Selain itu
obat-obatan yang harus di hindari oleh bayi yauitu obat PTU.
2 komentar:
semua su ada di sini,,
ko tinggal blajar sj dr bloqmu :D
hehehhehe
Posting Komentar