Selasa, 17 Januari 2012

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT SERTA TEKNIK PEMBERIAN OBAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
         Perawat mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam dunia kesehatan karena ia merupakan perantara dokter yang berhubungan langsung dengan pasien dan membantu atau melayani berbagai kebutuhan pasien, salah satunya adalah dalam terapi medis dan cara pemberian obat kepada pasien. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Dia yang lebih mengetahui tentang keadaan pasien sampai pada keluhan-keluhan pasien.
         Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Pengobatan atau medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik atau menyembuhkan. Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan oleh tubuh manusia.
         Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi tugas perawat yang paling penting. Tidak semua pasien tahu tentang obat dan cara kerja obat, ini disebabkan adanya beberapa factor diantaranya gangguan visual, pendengaran, intelektual, atau motorik yang mungkin membuat pasien sukar untuk minum obat. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab bahwa obat itu benar diminum atau tidak. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien  dalam terapi medis dan cara pemberian obat yang tepat.

1.2    Rumusan Masalah.
1.2.1  Bagaimana peran dan fungsi perawat dalam terapi medis ?
1.2.2  Apa sajakah macam-macam cara pemberian obat ?

1.3.     Manfaat dan tujuan
1.3.1    Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat dalam terapi medis dan cara  pemberian obat.
1.3.2   Untuk mengetahui macam-macam cara pemberian obat.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Peran Perawat
         Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
         Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan Tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
a.         Sebagai pemberi asuhan keperawatan
         Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
        Pada peran ini perawat diharapkan mampu :
1.      Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2.      Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.
b.         Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan.
Perawat juga berperan dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Tugas perawat antara lain :
1.      Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
2.      Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
      Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
c.             Sebagai educator.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d.        Sebagai koordinator.
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
e.          Sebagai kolaborator.
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
f.          Sebagai Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat antara lain :
1.      Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2.      Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3.      Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4.      Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan.
g.         Sebagai pembaharu.
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

2.2     Fungsi Perawat ( PK ST. Carolus 1983 )
a.       Fungsi Pokok
Membantu individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan, penyembuhan atau menghadapi kematian dengan tenang sesuai dengan martabat manusia yang pada hakekatnya dapat mereka laksanakan tanpa bantuan.
b.       Fungsi Tambahan
Membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.
c.       Fungsi Kolaboratif
Sebagai anggota tim kesehatan, bekerja sama saling membantu dalam merencanakan dan melaksanakan program kesehatan secara keseluruhan yang meliputi pencegahan penyakit, peningkatkan kesehatan, penyembuhan dan rehabilitasi.
Didalam menjalankan fungsinya maka seorang perawat kesehtan kerja melakukan 2  kelompok pekerjaan yang besar yaitu :                                                   
·         Penatalaksanaan kasus adalah dalam menerapkan proses keperawatan dan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat pada pekerja dan tempat kerja. Dengan kata lain penatalaksanaan kasus adalah penerapan standar pelayanan klinis keperawatan pada tenaga kerja.
·         Penatalaksanaan program adalah penerapan fungsi-fungsi administrasi pada program-program kesehatan dan keselamatan kerja.
Menurut kozier (1991) mengemukakan fungsi perawat :
1.      Fungsi Mandiri (Independen)
      Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2.      Fungsi Ketergantungan (Dependen)
      Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3.      Fungsi Kolaboratif (Interdependen)
      Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

2.3     Teknik Pemberian Obat.
1.      Pemberian Obat Per-Oral.
      Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
     Alat dan bahan :
d.      Daftar buku obat.
e.       Obat dan tempatnya.
f.       Air minum ditempatnya.

    Prosedur kerja :
a.       Cuci tangan.
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c.       Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat  waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
d.      Bantu untuk meminumnya, Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya, Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman, Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian, Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat, dan Cuci tangan.

2.   Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan
      Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
     Alat dan bahan:
a.       Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat.
b.      Obat dalam tempatnya.
c.       Spuit 1 cc / spuit insulin.
d.      Kapas alcohol dalam tempatnya
e.       Cairan pelarut.
f.       Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit ).
g.      Bengkok.
h.      Perlak dan alasnya.
i.        Jarum cadangan.

    Prosedur Kerja:
a.       Cuci tangan.
b.      Jelaskan prsedur yang akan dilakukan.
c.       Bebaskan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan keataskan.
d.      Pasang perlak atau pengalas ibawah bagian yang akan disuntik.
e.       Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan / encerkan dengan aquades ( cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak instrument atau injeksi.
f.       Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
g.      Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.
h.      Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat dengan permukaan kulit.
i.        Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
j.        Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
k.      Catat reaksi pemberian.
l.        Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu, dan jnis obat.

3.      Pemberian Obat via Jaringan Subkutan.
Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus ( abdomen ). Pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat ( insulin regular ) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
     Alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat.
b.      Obat dalam tempatnya.
c.       Spuit insulin.
d.      Kapas alcohol dalam tempatnya.
e.       Cairan pelarut.
f.       Bak injeksi.
g.      Bengkok.
h.      Perlak dan alasnya

     Prosedur Kerja:
a.       Cuci tangan.
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c.       Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan.
d.      Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik.
e.       Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan setelah itu tempatka pada bak injeksi.
f.       Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.
g.      Tegangkan dengan tangan kiri ( daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan).
h.      Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.
i.        Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis.
j.        Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan kedalam bengkok.
k.      Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu, dan jenis obat.
l.        Cuci tangan.

4.      Pemberian Obat Intravena Langsung.
Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti / cephalika (lengan), vena saphenosus (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis / temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
     Alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
b.      Obat dalam tempatnya
c.       Spuit 1 cc / spuit insulin
d.      Kapas alcohol dalam tempatnya
e.       Cairan pelarut
f.       Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
g.      Bengkok
h.      Perlak dan alasnya
i.        Karet pembendung
    
      Prosedur Kerja:
a.       Cuci tangan
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c.       Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan
d.      Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis yang akan disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan dengna larutan pelarut ( aquades)
e.       Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik
f.       Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi
g.      Desinfeksi dengan kapas alcohol
h.      Lakukan pengikatan dengan karet pembendung ( tourniquet ) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan / minta bantuan atau membendung diatas vena yang akan dilakukan penyuntikan
i.        Ambil spuit yang berisi obat
j.        Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah
k.      Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis
l.        Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
m.    Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
n.      Cuci tangan.

5.      Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung ( via Wadah ).
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
Alat dan bahan :
a.       Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b.      Obat dalam tempatnya
c.       Wadah cairan ( kantong / botol )
d.      Kapas alcohol dalam tempatnya

      Prosedur Kerja :
a.       Cuci tangan
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c.       Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan
d.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
e.       Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
f.       Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan.
g.      Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
h.      Periksa kecepatan infus.
i.        Cuci tangan
j.        Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pmberian obat.

6.      Pemberian Obat Intravena Melalui Selang
               Alat dan bahan :
a.       Spuit dan jarum sesuai ukuran.
b.      Obat dalam tempatnya.
c.       Selang intravena
d.      Kapas alcohol

      Prosedur Kerja:
a.       Cuci tangan
b.      Jelakan prosedur yang akan dilakukan
c.       Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
d.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
e.       Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
f.       Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intravena.
g.      Setelah selesai tarik spuit.
h.      Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat
i.        Cuci tangan
j.        Catat obat yang elah diberikan dan dosisnya

7.      Pemberian Obat per Intramuskuler
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha ( vastus lateralis ), ventrogluteal ( dengan posisi berbaring ), dorsogluteal ( posisi tengkurap ), atau lengan atas ( deltoid). Tujuannya agar absorbs lebih cepat..
Alat dan bahan :
a.          Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat
b.         Obat dalam tempatnya
c.          Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran : dewasa panjang 2,5-3,75 cm, anak panjang : 1,25-2,5cm.
d.         Kapas alcohol dalam tempatnya
e.          Cairan pelarut
f.          Bak injeksi
g.         Bengkok

 Prosedur Kerja:
a.       Cuci tangan
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c.       Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu letakkan pada bak injeksi
d.      Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi penyuntikan).
e.       Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
f.       Lakukan penyuntikan :
Ø  Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi
Ø  Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien utnuk miring, tengkurap atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi
Ø  Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atats pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah
Ø  Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
g.      Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus
h.      Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah    semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis
i.        Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada bengkok.
j.        Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian.
k.       Cuci tangan


BAB III
PENUTUP


3.1        Kesimpulan
       Seorang perawat harus mengetahui berbagai peran dan fungsi keperawatan profesional dalam memberikan suatu sistem pelayanan kesehatan kepada pasien, terutama dalam terapi medis maupun cara pemberian obat. Dimana peran dan fungsi perawat itu sangat penting guna meningkatkan dan melaksanakan kualitas kesehatan yang lebih baik.

           
3.2        Saran
             Agar mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dapat lebih baik lagi, maka sebaiknya setiap tenaga medis terutama seorang perawat harus selalu mengetahui dan memahami dengan benar berbagai peran dan fungsinya sebagai perawat yang profesional.


0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com