KASUS
Klien
nama Ny. A berumur 30 tahun, Agama Islam, Tingkat pendidikan akhir SMP, pekerjaan
petani, suku Sumatera di rawat di ruang bersalin RSUD kerinci.
Ketika proses
persalinan klien tampak cemas dan berdo’a sambil memegang tangan suaminya, beberapa
jam kemudian bayi lahir langsung diadzani oleh ayahnya. Selama klien dirawat
keluarga sering mengunjunginya, serta bergantian dalam menjaga klien karena di ruang bersalin di batasi jumlah
pengunjungnya. Hubungan kekerabatan lebih dominan adalah pihak laki-laki, pola
pengambilan keputusan di pihak laki-laki. Ada tabungan yang sudah di persiapkan
oleh keluarga untuk persalinan ini.
Pasca
persalinan perawat menganjurkan kepada Ny. A agar meberikan Asi pertama kepada
anaknya karena ( pada Saat itu, payudara memproduksi kolostrum. Kolostrum
adalah ASI khusus berwarna kekuningan, agak kental yang mengandung protein dua kali lipat
dibandingkan ASI, yang kaya akan antibodi dan sel darah putih yang melindungi
bayi terhadap infeksi dan alergi. Kolostrum juga mengandung pencahar yang
berfungsi untuk membersihkan mekonium, mengandung faktor-faktor pertumbuhan dan
kaya vitamin A ).
Akan tetapi
sebelum Asi keluar Ny.A diberitahu mertuanya untuk memberikan nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh Ny. A lebih dahulu) kepada bayinya dengan alasan agar bayi tumbuh sehat dan kuat, dan memberikan bubur tepung serta pisang dengan pemahaman bahwa jika
memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lain seperti pisang dan bubur akan
membuat bayi lapar, sebab ASI saja tidak dapat mengeyangkan dan dianggap
sebagai minuman saja Budaya itu turun temurun di percayai oleh Ny. A dan keluarganya . Keluarga Ny. A percaya bahwa apa yang
keluar dari mulut ibu si bayi merupakan yang terbaik untuk bayi.
Sebagai
seorang perawat yang perlu kita lakukan adalah memberikan pemahaman kepada
keluarga klien dan Ny. A bahwa pentingnya memberikan ASI ekslusif terutama Asi
yang baru pertama keluar dari payudara karena Asi pertama memproduksi
kolesterum dan mengandung protein dua kali lipat Asi, serta antibody dan sel
darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi. Di bandingkan
dengan memberikan nasi pakpak, bubur tepung serta pisang karena itu
membahayakan bagi bayi karena system pencernaannya belum berfungsi secara
sempurna.
APLIKASI
LEININGER
1.
Faktor Teknologi
Dari kasus di
atas, factor teknologinya yaitu Ny. A dianjurkan untuk meberikan Asi pertama
kepada anaknya karena ( pada Saat itu, payudara memproduksi kolostrum.
Kolostrum adalah ASI khusus berwarna kekuningan, agak kental yang mengandung protein dua kali lipat
dibandingkan ASI, yang kaya akan antibodi dan sel darah putih yang melindungi
bayi terhadap infeksi dan alergi. Kolostrum juga mengandung pencahar yang
berfungsi untuk membersihkan mekonium, mengandung faktor-faktor pertumbuhan dan
kaya vitamin A)
2.
Faktor social dan ketertarikan keluarga
Dari kasus di
atas, klien yang bernama Ny. A, berumur 30 tahun, tipe keluarganya hubungan
kekerabatan yang lebih dominan pihak laki-laki, hubungan Ny. A dengan kepala
keluarga adalah suami istri, pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki. Ny.
A mendapat informasi tentang makanan tambahan untuk bayi dari ibu mertua.
3.
Factor agama dan falsafah hidup
Adapun agama
yang dianut Ny. A adalah Islam, status pernikahannya resmi, Ketika persalinan
Ny. A tampak berdo’a sambil memegang tangan suaminya, setelah bayi lahir
langsung diadzani oleh ayahnya
4.
Factor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Tidak ada pantangan
dalam memberikan asi.
5.
Factor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Selama klien dirawat
keluarga sering mengunjunginya, serta bergantian dalam menjaga klien karena di ruang bersalin di batasi jumlah
pengunjungnya.
6.
Factor ekonomi
Pekerjaan Ny A
adalah petani, serta ada tabungan yang sudah dipersiapkan oleh keluarga untuk
persalinan ini.Karna ada tabungan yang telah di persiapkan oleh keluarga
sehingga Ny A sudah agak lega dan senang untuk persiapan kelahirannya.
7.
Factor pendidikan
Tingkat
pendidikan Ny A adalah SMP.Dan karna tingkat SMP itu di negara kita di bawah
rata-rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan Ny W terhadap kesehatan pun
tidak sama dengan orang yang berpendidikan tinggi sehingga dia cenderung
mengikuti anjuran mertuanya daripada petugas kesehatan
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar